Tropicana Slim dan InaSH Berkolaborasi, Ajak Masyarakat Cegah Hipertensi

Dengarkan Versi Suara

Kendari – Dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia 2022 yang jatuh pada 17 Mei 2022, Tropicana Slim untuk pertama kalinya mengadakan kampanye #BeatHypertension2022. Berkolaborasi dengan InaSH (Indonesian Society of Hypertension), Tropicana Slim ingin menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk melawan dan melakukan pencegahan hipertensi melalui edukasi kesehatan tentang pembatasan asupan garam.

Hipertensi merupakan penyakit metabolisme nomor 1 dengan jumlah penderita paling banyak di Indonesia, bahkan lebih banyak daripada jantung dan diabetes. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) diperkirakan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% atau sekitar 63.309.620 orang di Indonesia terkena hipertensi. Hipertensi terjadi pada kelompok usia produktif yaitu 31-44 tahun sebesar 31,6%, usia 45-54 tahun sebesar 45,3%, dan usia 55-64 tahun sebesar 55,2%.1

Brand Manager Tropicana Slim Noviana Halim mengatakan, hipertensi bukan hanya penyakit yang dapat diderita oleh orang tua. Hipertensi pada usia muda di Indonesia ini juga cukup mengkhawatirkan sehingga perlu adanya kesadaran untuk mencegahnya sejak dini. Data American Heart Association Journals menyebutkan bahwa tingginya tekanan darah di usia muda sangat berbahaya karena diketahui berperan besar terhadap munculnya kasus penyakit jantung koroner, gagal jantung, serangan jantung, dan stroke pada usia lebih dini.

“Sebagai brand yang telah menemani dan menginspirasi keluarga Indonesia hampir selama 50 tahun melalui serangkaian produk sehat dan bercita rasa tinggi, Tropicana Slim kali ini ingin mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama untuk mencegah dan melawan penyakit hipertensi melalui kampanye #BeatHypertension,” ungkapnya, Kamis (19/5).

Sementara itu, Prof. dr. Rully M.A. Roesli, Sp.PD-KGH, PhD, Advisory Board Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia menuturkan hipertensi dapat dicegah dengan beberapa cara seperti menjalani pola makan sehat seperti pembatasan asupan garam, serta rutin melakukan pengecekan tekanan darah.

“Anjuran batas asupan garam harian dari Kementerian Kesehatan RI adalah maksimal 5 gram/hari (1 sendok teh garam). Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan label makanan sebelum membeli produk makanan serta hindari produk dengan kandungan garam atau sodium yang tinggi seperti makanan kaleng, daging olahan, dan mie instan,” ucapnya.

Lanjutnya, selain memperhatikan label makanan, memasak sendiri juga merupakan salah satu alternatif untuk mendukung pola makan sehat, termasuk pengendalian asupan garam. Namun, hal ini tentunya bergantung pada jumlah dan jenis bahan yang digunakan, terutama penggunaan saus dan kecap.

“Penambahan saus dan kecap saat memasak perlu diperhatikan karena kandungan garam yang relatif tinggi pada saus dan kecap,” ujarnya.

Dia menambahkan, berdasarkan data Wiley Online Library menunjukkan bahwa sumber utama konsumsi garam di negara-negara Asia adalah dari penambahan saat memasak dan makan yaitu mencapai 72-76% total asupan garam harian, dimana salah satunya berasal dari kecap asin.

“Sebagai alternatif, produk kecap dan saus rendah garam juga dapat bermanfaat membantu membatasi asupan garam harian,” tutupnya. (r5/RS)