
INIKATASULTRA.CO,KENDARI – Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan ruas Jalan Poros Maros-Bone segera diperlebar. Pasalnya, ruas jalan nasional ini rawan macet imbas beberapa titik sempit.
“Kita bahas soal proses perbaikan jalan Nasional Maros-Bone dan Maros-Parepare,” ungkap Andi Sudirman dalam keterangan yang diterima, Kamis (7/4/2022).
Andi Sudirman menyampaikan usulan tersebut saat menerima audiensi para Kepala Balai di lingkup Kementerian PUPR di Sulsel. Pertemuan tersebut digelar tertutup di Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Gubernur.
“Termasuk Danau Tempe, penertiban tambang Je’neberang, Kereta Api, dan PSN (Proyek Strategis Nasional) lainnya untuk sinkronisasi,” jelasnya.
Dia menegaskan untuk percepatan pembangunan infrastruktur di Sulsel perlu koordinasi yang baik. Dia berharap progress proyek Kementerian PUPR terus dikoordinasikan ke Pemprov Sulsel. Khususnya bila ada hambatan dalam pengerjaan proyek.
“Kalau ada yang mau dilaksanakan silahkan berkoordinasi ke kami. Kalau ada penertiban pembebasan lahan koordinasi ke kami. Begitu juga untuk pembangunan jalan kalau ada infokan ke kami,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XIII Makassar Reiza Setiawan menuturkan untuk ruas jalan yang sempit akan diusulkan ke Kementerian PUPR agar segera diprogramkan. Namun untuk ruas jalan di luar kewenangan Balai namun diusul Pemprov agar ditangani perlu ada surat permintaan dari Gubernur.
“Supaya diusulkan juga ke Kementerian agar mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat. Beberapa ruas jalan yang jadi perhatian seperti jalan ruas Parepare, Sidrap, Bone, dan jalan Bypass Mamminasata,” tuturnya.
Ruas Menyempit Sepanjang 15 Kilometer
Kepala Satker Jalan Metropolitan BBPJN XIII Makassar Malik menuturkan lebar ruas jalan Maros-Bone saat ini memang belum ideal. Malik memberi atensi khusus dari titik km 52 hingga ke titik km 66, ruas ini menyempit sehingga bila terjadi insiden seperti truk mogok, maka otomatis menimbulkan kemacetan parah.
“Lebar jalan aspalnya hanya 5 sampai 6 meter. Pinggirnya sudah bebatuan. Jadi sempit memang. Ada sekitar 15 kilometer yang menyempit,” tutur Malik.
Malik menegaskan kondisi jalan ini memang belum ideal sesuai standar jalan nasional. Untuk diketahui, jalan nasional, harus memiliki lebar minimal 7 meter kemudian ada tambahan bahu jalan 2 meter di kiri kanannya.
Namun Malik tak menampik rencana usulan pelebaran jalan tersebut tak akan mudah. Pasalnya, kiri dan kanan ruas jalan Maros-Bone merupakan kawasan hutan lindung.
“Nanti kita lihat bagaimana. Apalagi ada kawasan hutan lindung juga. Namun bila untuk kepentingan jalan saya kira tidak masalah,” jelasnya.
Warga Kerap Keluhkan Terjebak Kemacetan
Ruas Jalan Nasional Maros-Bone Sulawesi Selatan (Sulsel) di kawasan hutan Karaenta di wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dikeluhkan pengguna jalan karena kerap mengalami kemacetan parah. Kemarin, sejumlah pengguna jalan kesal terjebak macet berjam-jam.
“Terjebak ka kemarin macet selama 5 jam. Saya melintas subuh baru bisa lepas dari jebakan macet pukul 09.00,” ungkap sopir truk asal Soppeng Adi kepada detikSulsel, Sabtu (26/3/2022).
Dia menuturkan kemacetan ini dipicu akibat adanya truk yang mogok tepat di tikungan. Akibatnya, kemacetan parah pun tak terhindarkan karena kondisi jalanan yang sempit.
“Macet berkilo-kilo itu bukan main di poros Camba. Ada kayaknya ada 10 kilometer sampai 20 kilometer itu macetnya. Ada truk rusak dan menutupi separuh badan jalan. Ada teman yang malah 2 kali dalam minggu ini terjebak macet di sana,” jelasnya.
Sopir lainnya, Kimmang juga mengeluh karena mobilnya harus tertahan berjam-jam. Dia memilih kemudian memilih transit di salah satu warung di pinggir jalan.
“Saya sempat berhenti dulu. Teman-teman yang sudah terlanjur terjebak menghubungi dan minta baiknya melintas pas tengah malam saja atau subuh,” tukasnya.(RS)