Konflik Dosen SBM vs Rektor ITB, Ortu Siap Tempuh Jalur Hukum

Dengarkan Versi Suara
Spanduk SBM ITB tak menerima mahasiswa baru lagi

 

INIKATASULTRA.CO – Konflik antara dosen SBM ITB dan Rektor ITB masih terus berlanjut. Belum ada titik terang untuk menuntaskan akar masalah.
Orang tua siswa pun gusar. Mereka khawatir dengan masa depan anaknya karena kuliah mereka kini terbengkalai. Jalur hukum pun siap ditempuh para orang tua jika tidak ada penyelesaian yang baik di antara pihak yang berkonflik.

“Kami menuntut pihak MWA ITB segera menyelesaikan masalah ini, apabila dalam waktu lima hari kerja permasalahan ini masih tidak selesai dan berlarut-larut maka kami akan menempuh jalur hukum,” ujar Ali Nurdin, perwakilan Forum Orang Tua SBM ITB.

Ali mengatakan, konflik yang terjadi antara dosen dan rektor tersebut sangat merugikan mahasiswa yang semestinya mendapat pelayanan pendidikan.

“Kebijakan Rektor ITB yang mencabut otonomi pengelolaan pendidikan di SBM ITB telah mengakibatkan gangguan terhadap layanan pendidikan yang merugikan anak-anak kami mahasiswa SBM karena proses kegiatan perkuliahan menjadi terhenti,” kata Ali saat memberikan keterangan di Kota Bandung, Kamis (10/3/2022) sore.

“Kami sangat mengkhawatirkan masa depan pendidikan anak kami yang tidak mendapatkan kualitas pendidikan seperti janji-janji program yang telah diberikan saat pendaftaran,” lanjutnya.

Ali mengungkapkan, sebelumnya perwakilan orang tua mahasiswa SBM melakukan pertemuan dengan Majelis Wali Amanat (MWA) ITB pada 21 Desember 2021 lalu. Dalam pertemuan itu, menurutnya MWA ITB menjamin kualitas dan layanan pendidikan SBM ITB tidak akan berubah meski terjadi pencabutan Otonom pengelolaan pendidikan di SBM ITB.

“MWA juga menyatakan telah meminta kepada Rektor ITB untuk segera menyelesaikan masalah di SBM ITB. Atas anjuran dari MWA kami orang tua juga sudah mengirim surat permohonan audiensi dengan Rektor ITB,” ujarnya.

Namun sayangnya, surat permohonan yang diajukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi itu tidak digubris oleh Rektor ITB hingga saat ini. Ali juga menganggap pencabutan otonomi pengelolaan pendidikan tersebut tidak memenuhi Statuta ITB.

“Kami kecewa dengan sikap Rektor ITB yang tidak aspiratif terhadap orang tua mahasiswa serta stakeholder lainnya. Kami menilai kebijakan Rektor ITB mencabut otonomi itu tidak memenuhi Statuta ITB mengenai prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pencabutan swakelola Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB tanpa adanya pemberitahuan dan kesepakatan, akhirnya berbuntut konflik antara Forum Dosen SBM ITB dengan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah. Ujungnya, mahasiswa diminta belajar mandiri mulai Selasa 8 Maret 2022 kemarin.

“Forum Dosen SBM ITB menyatakan tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, 8 Maret 2022. Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring, namun mahasiswa diminta untuk belajar mandiri,” ujar perwakilan Forum Dosen SBM ITB Achmad Ghazali pada Rabu (9/3/2022).

Dia menuturkan, pada 4 Maret 2022 sudah ada pertemuan antara pihaknya dengan Rektor dan para Wakil Rektor ITB. Namun, perselisihan ini masih berbuntut panjang.(RS)

Sumber: Rakyat Sultra